Senin, 12 Oktober 2015

Champs Day 5


Champs Day 5
            Jujur saya tidak banyak mengetahui tentang budaya Kota Gresik karena saya memang berasal dari Surabaya. Tapi setelah saya mencari-cari referensi di internet, sepertinya sedikit banyak saya sudah mulai tahu. Salah satunya adalah damar kurung yang menjadi PR buat kami kemarin. Damar kurung memiliki alur cerita yang menyambung. Dan gambar yang dibuat pun lucu dan beragam. Tapi, cerita yang dicantumkan di dalamnya juga merupakan budaya Kota Gresik. Diantaranya Malam Selawe. Malam Selawe menjadi sebuah tradisi khas bulan ramadhan di kota Gresik, selain menandakan perburuan lailatul qadar. Malam selawe biasanyahari ke-24 ramadhan yang diadakan di makam Sunan Giri. Tradisi malam selawe atau menjelang hari ke 25 ramadhan bisa dibilang malam puncak ramdhan banyak peziarah yang datang ke Makam Sunan Giri , mulai dari anak kecil, remaja, sampai orang yang tua dan lanjut usia. Mereka tak hanya dtang dari daerah Gresik dan sekitarnya tapi dari peziarah luar daerah, bahkan luar pulau.
Para peziarah berbaur menjadi satu untuk ikhtiar,berdoa, mengaji, dengan harapan mendapat berkah . Selain itu para peziarah juga berharap mendapat malam yang sangat istimewa yang datang hanya sekali dalam setahun, dan orang yang beruntung akan mendapatkannya yakni malam Lailatul Qadar. Harapan itu menjadi suguhan yang utama dibenak para peziarah.
Adanya tradisi Malam Selawe tak diketahui sejak kapan adanya, akan tetapi sudah diwariskan secara turun temurun sejak zaman Sunan Giri. SElain itu menjadi cerita dari mulut-ke mulut sampai sekarang. Selain itu, malam 25 pada bulan ramadhan merupakan saat dimana Kanjeng Sunan Giri bertemu dengan malam Seribu Bulan.
Selain itu banyak pularatusan PKL yang mengais rezeki sepanjang jalan Sunan Giri hingga lokasi makam Sunan Giri. . Mereka rutin datang mengais rezeki pada kegiatan tahunan yang masuk dalam kalender wisata Gresiik berupa festival Malam Selawe.Mereka berjualan pakaian, makanan, khas gresik, jajanan,Asesoris,,dll. Dengan jumlah peziarah yang banyak dan PKL yang membludak disebelah kanan-kiri sepanjang satu kilometer menuju makam Sunan Giri ditutup untuk kendaraan umum . Untuk sampai ke makam kita harus jalan kaki, perlu diingat, semakin malam semakin banyak jumlah peziarah yang datang un tuk peziarah, semakin berdesak-desakan pula.
Agaknya nilai tradisi malam selawe ini mulai bergeser menjadi pasar malam di bulan yang spesial . Tidak hanya sekedar untuk berziarah, malam selawe juga dimanfaatkan oleh kawula muda untuk berpacaran atau sekedar jalan bersama pacar, hal semacam ini sebenarnya tak boleh dilakukan. Semoga kita selalu ingat dan selalu mendapat hidayah dari Allah SWT.

Pasar Bandeng
Satu satu tradisi warisan Walisongo yang hingga kini masih dilestarikan. Yaitu tradisi menggelar Pasar Bandeng di pusat kota Gresik. Tradisi ini pertama kali diadakan oleh Sunan Giri untuk mengangkat perekonomian rakyat setempat.Dua dari sembilanWalisongo penyebar agama islam yang berada di Gresik sangat berpengaruh dalam membangun tatanan budaya masyarakat Gresik. Keduanya adalah Syekh Maulana Malik Ibrahim dan Raden Paku atau Sunan Giri.Melalui jalan perdagangan, Ainul Yaqin, nama kecil Sunan Giri melakukan da’wah kepada masyarakat. Kala itu, di abad 15 Sunan Giri mulai membantu perekonomian masyarakat dengan cara mengolah dan memasarkan hasil bumi. Hingga kini, masyarakat masih melestarikan warisan Suna Giri yaitu dengan membuat dan menjuala kue pudak dan penyelenggaraan pasar bandeng
Tradisi Pasar Bandeng (prepekan cilik dan prepekan gede) Yang diadakan dua hari sebelum Hari Raya Lebaran atau malam 29 ramadhan seharusnya menjadi ajang pengenalan hasil produksi masyarakat Gresik dan untuk menegaskan kembali hubungan erat antara tradisi agama dan ekonomi.
Selama dua hari itu penduduk Gresik yang mempunyai tambak bandeng berlomba-lomba umtuk menjual hasil panen Bandengnya ke Pasar Bandeng ini.Tradisi Pasar Bandeng merupakan persiapan masyarakat dalam menghadapi Hari Raya Lebaran. Di pasar bandeng tak hanya ikan bandeng yang dijual tidak,ada ikan tambak lain seperti udang, mujair, nila, ikan mas. Selain itu produk yang dihasilkan masyarakat Gresik di pamerkan dan dijual, seperti pakaian anak, kopiah, terompah, sandal, sepatu, ketimang, masakan dan jajanan khas Gresik serta berbagai keperluan lain untuk perayakan Idul Fitri.
Boleh dikatakan tradisi Pasar Bandeng ini merupakan pameran Hasil produksi Gresik . Saling bertukar baran jualan antar pedagang seperti kopiah,sarung, sandal, tang akan digunakan untuk nganyari di area expo apabila hampir usai itulah tradisi masyarakat Gresik dulu.Yang penting Hari Raya bisa memakai barang baru.Bagi masyarakat Gresik aktivitas ini justru tumbuh saling mendukung sebagaimana Sunan Giri dan Nyi Ageng Pinatih mencontohkan perannya sebagai tokoh agama sekaligus sosok pedagang besar. Sebelum acara pasar bandeng biasanya selalu di awali dengan acara MALEM SELAWE (Malam ke 25 bulan Ramadhan) yang dilaksanakan di Situs makam Sunan Giri
Penyelenggaraan Pasar Bandeng oleh Pemerintah Gresik ini selain untuk melestarikan tradisi, juga untuk mendukung kemandirian ekonomi masyarakat Gresik.Seperti kita ketahui bahwa, Kabupaten Gresik berada di daerah pesisir pantai utara berbatasan dengan Lamongan, dan sebagian wilayah berdekatan dengan Mojokerto, Sidoarjo, dan Surabaya.



Minggu, 04 Oktober 2015

Pengabdian Masyarakat



Champs Day 4
            Masyarakat merupakan orang yang berdomisili atau bertempat tinggal tetap di suatu kota, daerah, atau wilayah tertentu. Dan masyaakat memiliki peran yang sangat penting bagi perkembangan wilayahnya. Wilayah yang berkembang dengan pesat pasti didukung dengan keadaan masyarakatnya yang harmonis dan teratur. Sedangkan sebaliknya, kemunduran yang dialami suatu wilayah juga pasti erat hubungannya dengan sifat dan perilaku masyarakatnya. Itulah mengapa, di pertemuan ke empat kali ini kakak-kakak panitia mengusung tema pengabdian masyarakat. Dewasa ini, pengabdian masyarakat sudah sangat menurun. Masyarakat sudah mulai tidak memperhatikan apa yang baik dan apa yang buruk bagi lingkungan sekitar mereka. Mungkin ada yang masih peduli. Namun hanya segelintir orang saja.
            Di kegiatan champs kali ini ada hal yang saya rasa sangat jarang ditemui di ospek-ospek kampus yang lainnya. Yaitu kegiatan membersihkan alun-alun. Bagi beberapa anak mungkin saja hal ini tidak penting, buang-buang waktu, dan memalukan. Mengapa memalukan? Tentu saja, memungut sampah. Siapa yang tidak malu. Tapi mereka yang berpikiran seperti ini salah. Mereka salah besar. Orang yang berpikiran maju kedapan dan luas justru akan melakukan hal-hal yang terkadang kita anggap remeh seperti ini. Sekarang apa memalukannya ketika orang melihat lingkunganmu bersih. Akankah kamu malu? Akankah itu hal yang tidak penting? Bukankah kita justru sering bertanya-tanya dan berdecak kagum ketika kita melihat keadaan Negara tetangga yang sungguh berbeda dari Negara kita? Seharusnya pertanyaan-pertanyaan itulah yang membuat kita sadar bahwa kita melakukan hal yang benar.
            Pengabdian masyarakat sangat diperlukan. Seperti yang sudah saya katakana diawal bahwa masyarakat adalah penentu keadaan suatu wilayah. Mau jadi bagaimanakah wilayah tersebut, akan maju atau hancurkah wilayah tersebut, semua bergantung pada masyarakatnya. Dan siapakah masyarakat itu? Kita. Apa posisi kita sekarang? Mahasiswa. Apa tugas seorang mahasiswa? Memberikan contoh yang baik bagi masyarakat. Menjadi penggerak atau bahkan motivator bagi masyarakat. Sebagai kebanggan yang nantinya bisa membuat kita semua atau bahkan bangsa lain berdecak kagum pada kemajuan bangsa kita.
            Dan bicara mulai pengabdian apa yang bisa kita lakukan sekarang? Seperti observasi yang sudah kami lakukan di alun-alun kemarin bahwa ita perlu merapikan para penjual yang ada di sekitar alun-alun agar mereka bisa berjualan dengan nyaman dan bersaing sehat. Kita juga bisa mengelompokkan penjual makanan ini sesuai jenis makanan yang mereka jual. Contohnya, penjual makanan berat, penjual makanan ringan, dan lain-lain. Kita juga bisa menyewakan stan kepada mereka yang harganya masih bisa mereka jangkau dengan tujuan agara mereka bisa memiiki rasa tanggung jawab terhadap stan mereka masing-masing. Kemudian apa saja yang dapat kita lakukan untuk menertibkan pedagang liar yang ada disana? Yang seenaknya menempati pinggir jalan yang bisa digunakan sebagai fasilitas parkir menjadi tempat jualan? Caranya ada lah dengan berbicara baik-baik dulu dengan mereka. Jika tidak bisa, kita bisa memberika denda yang tidak terlalu memberatkan mereka. Kita bisa mematok denda mulai dari yang paling renda hingga paling tinggi tergantung kesalahan yang mereka buat. Sekian essai yang bisa saya buat tentang pentingnaya pengabdian masyarakat bagi lingkungan sekitar.