Kertas
ini sudah ada ditanganku.
Lalu
aku harus apa? Menulis jawabannya? Bagaimana ini?
10
menit kemudian
"Kau
sudah selesai mengerjakannya?"
"Sudah
Bu"
"Cepat
sekali. Nilaimu bukan hanya selalu baik, tapi kau juga menyelesaikannya degan
sangat cepat. Bagus sekali"
"Anda
tidak usah berlebihan Bu. Saya hanya berusaha sesuai kemampuan saya. Saya
permisi dulu, selamat siang Bu"
Dia
adalah Zoey. Usia 16 tahun. Baru saja memasuki tahun pertama di SMA nya.
Kehidupannya sudah berubah. Sungguh, ia tau itu. Ia benar-benar tau.
"Zoey!"
Saat
ia menoleh kebelakang tampak sosok yang sudah sangat akrab baginya, Darla.
"Kau?
Sedang apa berkeliaran di koridor sekolah?"
"Hei,
enak saja. Siapa yang berkeliaran. Aku baru saja dari kamar mandi. Justru kulihat
kau yang sedang berkeliaran," matanya mengarah pada tas ransel temannya
itu.
"Aku?
Aku tidak berkeliaran. Aku mau pulang. Sudah ya, aku duluan"
"Hei
tunggu! Kau sudah selesai mengerjakan ulangan? Ini bahkan belum 15 menit
berlalu. Kau gila?"
"Aku
lelah, kita bicarakan saja hal ini besok. Daaah"
"Anak
itu benar-benar telah berubah", ia tersenyum sejenak dan kembali ke dalam
kelas.
***
Hari
ini langit sangat cerah. Matehari boleh saja bergembira sesuka hatinya. Karena
hari ini, ia Zoey Clanders juga merasa sangat bahagia.Hari ini, hari ulang
tahunnya. Dan hari ini juga, Ayahnya yang telah lama bekerja di Jepang akan
kembali ke Indonesia.
“Mama,
aku pulang!”
“Iya.
Kemarilah Zoey, mama ada di taman belakang,” sahut Mamanya dari jauh.
“Papa
akan pulang hari ini kan? Jam berapa Papa tiba? Tidak malam kan? Aku bisa
menunggunya kan Mama?”
“Kau
bisa bertanya satu persatu kan?” Dengan tersenyum lalu masuk ke dalam rumah.
“Aku
kan sudah tidak sabar bertemu Papa,” gerutunya dan mengikuti Mama masuk.
“Kita
akan menunggu kabar dari Papa. Tenang saja dan bersabarlah. Ngomong-ngomong,
bagaimana hari pertamamu di SMP?,” sambil berjalan menuju sofa dan menepuk
tempat kosong disebelahnya.
Berjalan
ke arah Mama nya dengan wajah cemberut .“Masih terasa seperti berada di SD.
Seperti anak-anak. kapan kami akan diperlakukan seperti orang dewasa.”
Mama
menoleh dan tertawa. “Kau akan merasakannya suatu saat nanti. Apa kegiatanmu
setelah ini?”
“Emm
menunggu Papa, menunggu Papa, dan menunggu Papa,” Zoey tersenyum jahil dan lari
ke kamar.
Mama
hanya bisa mengeleng-gelengkan kepaa sambil tersenyum dan berpikir kapan anak
perempuannya itu akan bertingkah dewasa.
“Mama,
aku sudah menunggu di kamar dengan belajar dan menonton film sebanyak mungkin.
Tapi mengapa sampai selarut ini Papa belum juga pulang? Memang jam berapa
penerbangannya?”
Mama
tampaknya melamun sampai ia tak menyadari kehadiran Zoey disebelahnya. Dan
tanpa sengaja, Zoey melihat acara televisi yang dilihat Mamanya. Sebuah pesawat
dengan destinasi Jepang-Indonesia telah kehilangan kontak. Pihak bandara sudah
mencoba menghubungi tapi masih tidak ada sinyal yang tertangkap.
“Mama!
Hari ini ulang tahunku. Papa tidak boleh meninggalkanku. Tidak boleh
meninggalkan kita. Nanti siapa yang akan menceritakanku tentang kisah-kisah
lagi? Mama, aku harus bagaimana? Aku harus apa mama?” ia jatuh terduduk di
lantai dan tidak bisa mengendalikan diri dan air matanya. Ia menyerah, ia tidak
bisa menghadapi ini.
“Kita
hanya harus bisa menerima. Hanya menerima. Menerima.”
Hari
itu, di hari ulang tahunnya yang ke 13 separuh dari dunianya telah hancur. Ia
kehilangan Papa yang dicintainya, disayanginya, yang paling sabar
menghadapinya.
***
Ia bersumpah pagi ini ia tidak akan
bangun dan tidak akan masuk sekolah. Mungkin ia akan menulis surat izin palsu.
Ya, itu ide yang bagus. Maka ia pun menutupkan lagi selimutnya dan memejamkan
matanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar